Etika akademik
(Pengantar filsafat)
Prof. Dr. Sutardjo. A. Wirahmiharja.Ps
A.
PENGERTIAN
ETIKA
Etika disebut sebagai filsafat
kesusilaan atau moral, etika sendiri dapat diartikan sebuah wacana yang
memeperbincangkan landasan-landasan moralitas dan etika sendiri berkaitan
dengan landasan filsafati norma dan nilai dalam kehidupan masyarakat atau
budaya yang berhubungan dengan nilai dan penilaian terhadap perilaku. Etika dapat membantu kita
untuk berpikir secara lebih jelas tentang prinsip –prinsip mengenai tindakan
dan menyelesaikan masalah-masalah etis secara logis.
Filsafat etis merupakan suatu usaha untuk memberi landasan terhadap
usaha menyelesaikan konflik-konflik secara rasional jika respon otomatis kita
dan aturan implisit tindakan yang berbelit dengan respond an aturan yang
bertentangan
Craig (2005), dalam “the
shorter routledge encyclopedia of philosophy” mengemukakan tiga
permasalahan utama dalam etika yaitu:
1.
Masalah etika
dan meta etika
Pada
dasarnya etika sendiri memilki empat arti diantaranya sebagai berikut
a. Etika adalah sebuah sistem-sistem nilai kebiasaan yang penting
dalam kehidupan kelompok khusus manusia yang digambarkan sebagai etika kelompok
ini.
b. Etika digunakan pada satu sistem diantara sistem-sistem khusus
yaitui berupa moraliitas yang melibatkan makna dari kebenaran dan kesalahan
c. Etika dalam sistem moralitas itu sendiri mengacu pada
prinsip-prinsip moral actual
d. Etika adalah suatu daerah dalam filsafat yang memperbincangkan
telaahan etika dalam penegrtian-pengertian lain.
2.
Masalah konsep
dan teori etika
Dalam Craig (2005), menurut Crips
etika falsafiah bersifat luas dan umum serta berupaya untuk mendapatkan
prinsip-prinsip umum atau keterangan daasar mengenai moralitas dan cenderung
lebih memfokuskan pada analisis atas masalah sentral pada etika itu sendiri.
Inti etika sejak jaman yunani adalah pertanyaan mengenai apa yang dibuat untuk
kehidupan kemanusiaan yang baik bagi kehidupan pribadi.
Filsafat moral atau etika sedikitny
membicarakan advokasi cara-cara khusus hidup dan bertindak .
Teori-teori yang berdasar kebenaran
dapat diperikan sebagai deontologis. Puncaknya terjadi pada abad ke 18 dalam
filsafat jerman Immuel kant, teori tersebut beranggapan bahwa kita harus
memegang janji bahkan jika kita melanggar atau menghambat melakukan sesuatu,
akibatnya akan lebih. Pada abad ke 20 terdapat reaksi perlawanan terhadap kases
yang dipersepsi dari tika kaum konsekunsionalis dan deontologis, dan kembali
pada pegangan-pegangan masa kuno.
3.
Masalah etika
terapan
Etika filsafati selalu dikaitkan dengan taraf penerapan tertentu
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia politik etika sangat diperlukan untuk kesejahteraan
kepada masyarakat dan untuk
mengendalikan sistem pemerintahan dlam melaksanakan metode dan teknik
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat
B.
PENGERTIAN ESTETIKA
Estetika
merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahn, dan pertanyaan
mengenai keindahan, dan menyangkut ruang lingkup nilai, pengelaman, perilaku,
dan pemikiran seniman dan seni dalam kehidupan manusia (The liang gie,1976) Dalam
Craig (2005).
Marcia Marton berpendapat bahwa
konsep-konsep estetika merupakan konsep-konsep yang berkaitan dengan deskripsi
dan evaluasi objek serta kejadian artistic dan estetika.
Immanuel Kant berpendapat
bahwa konsep estetika bersifat subjektif, dan ia menyatakan bahwa pada taraf
sadar manusia secara universal memilki perasaan yang sama terhadap apa yang
membuat mereka nyaman ataupun tidak nyaman.
1.
PENGERTIAN ESTETIKA FILSAFATI
Menurut The
liang gie,sering disebut juga sebagai istilah filsafat keindahan, filsafat
cita rasa, dan filsafat seni. Etika Filasafati juga sering disebut sebagai
suatu kajian ilmiah dalam membahas fenomena atau wujud kesenian dari pada
dasar-dasar wacana seni.
2.
PRINSIP ESTETIKA
Prinsip-prinsip
yang terdapat didalam estetika menurut kerangka kerja spekulasi hellenistik
yaitu Mengenai alam dan nilai keindahan, dan dua yang prinsip lainnya lebih
dekat dengan masalah-masalah moral dan metafisik.
3.
KONSEP ESTETIKA
Konsep estetika
merupakan konsep-konsep yang berasosiasi dengan istilah yang mengangkat
kelengkapan estetik yang mengacu pada deskripsi dan evaluasi mengenai
pengalaman-pengalaman yang melibatkan objek, serta kejadian artisttik dan
ekstetik. Immuel Kant juga menyatakan bahwa konsep estetik secara
ensensial bersifat subjektif dan dialah yang berakar pada perasaan pribadi
mengenai rasa senang dan sakit.
Hubungan Etika dan estetika menurut Tanner ialah bahwa
antara penilaian estetika dan etika telah melahirkan subjek materi estetika,
terutama berlandaskan pandangan idisnkretis kant.
ETIKA AKADEMIK
(K. BERTENS)
A. Pengertian
Etika dan Moral
Pengertian Etika berasal dari istilah yunani kuno yang berarti ethos
yang mempunyai arti tempat tinggal biasa, kebiasaan, ahlak, perasaan, dan
adat dan tha etha yang artinya adat kebiasaan dan pada kesimpulannya
menurut Aristoteles (384-322 M) mendifiniskan bahwa etika adalah ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat yang membahas konvensi-konvensi
sosial.
Pengertian moral adalah nilai-nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Moralitas mempunyai arti sebagai suatu segi moral
suau perbuatan atau baik buruknya suatu perbuatan tersebut atau dapat diartikan
sebagai sifat moral atau keseluruhan asasa dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk.
B.
Etika Sebagai Cabang Ilmu Filsafat
1.
Moralitas sebagai ciri khas manusia maksudnya perbuatan manusia
berkaitan dengan baik atu buruk tapi tidak semua mnusia memliki sifat tersebut
ada halnya manusia bersikap yang netral dari segi etis
2.
Etika tentang ilmu moralitas maksudnya etika adalah ilmu yang
membahas tentang moralias atau tenang manusia sejauh berkaitan dengan
moralitas. Disamping itu etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku
moral manusia. Dalam hal ini terdapat 3 pembagian atas pendekat yang dalam
konteks ini sering diberikan yaitu
a.
Etika Deskriptif adalah melukiskan tingkah laku moral dalam hal
adat isiadat, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak dsb. Eitka Deskriptif juga mempeljari moralitas yang
terdapa pada individu-individu tertentu, dalam kebudayaan atau subkultur
tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya, Karena pada dasarnya etika
deskriptif hanya melukiskan dan etika dekriptif idak memberikan penilaian.
b.
Etika Normatif adalah bidang
dimana berlangusng diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah
moral. Etika deskriptif tidak melukiskan adat mengayau yang pernah terdapat
didalam kebudayan-kebudayaan di masa lampau tapi ia menolak adat tersebut
karena dinilai bertentangan dengan martabat manusia. Etika normatif juga dapat
dibagi secara umum dan khusus yang umum berisi tentang pandangan tema-tema umum
seperti apa itu norma etis dan etika khusus yang berisi untuk berusaha
menerapkan prinsip-prinsip etis umum atas wilayah perilaku manusia secara
khusus.
c.
Mataetika berasal dari bahasa yunani yang awalan meta yang
mempunyai arti melebihi atau melampaui yang artinya menunjukkan bahwa yang
dibahs bukanlah moralitas secara langsung melainkan ucapan-ucapan kita dibidang
moralitas.
3.
Hakikat Etika filosofi
Etika ermasuk filsafat yang dikenlak salah satu cabang yang paling
tua. Dalam konteks yunani kuno etika sudah terbentuk dengan kematangan yang
mengagumkan, etika adalah ilmu tapi sebagai filsafat tidak merupakan ilmu
empirirs. Ciri khas filsafat juga terdapat dalam etika diantaranya tika tidak
berhenti pada konkret, pada yang secara factual dilakukan, tentang baik buruknya
sesuatu itu harus dilakukan.
ETIKA AKDEMIK
( Drs. I Ketut Mastika, M.M)
Etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi maupun sebagai kelompok atau bisa diartikn sebagain sikap kritis
setiap pribadi atau kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.
Moralitas
sendiri dapat diartikan sebagai sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagai manusia atau dapat diartikan sebagai pranata yang
didalamnya mengandung ajaran yang berbentuk petuah, nasehat, wejengan, seperti
halnya agama, politik, bahasa, dan sebagainya yang sudah ada sejak lama.
Dalam kaitanya
dengan nilai dan moral terdapat dua macam etika yaitu:
a.
Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis
dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup sebagai suatu yang bernilai dan membicarakan tentang mengenai fakta
apa adanya, nilai dan perilaku manusia sebagai fakta yang terkait dengan
situasi dan realistis konkrit yang membudaya.
b.
Etika Norrmatif yaitu Etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimilki oleh manusia, atau apa yang
seharusnya dijalankan manusia,dan apa tindakan yang seharusnya diambil untk
mencapai apa yang bernilai dalam hidup manusia.
Moralitas
memberikaan manusia aturan atau petunjuk konkrit tentang bagaiaman manusia
harus bertindak dan bertingkah laku sebagai manusia dan etika perlu dipahami
sebagai sebuah cabang ilmu filsfat yang membicarakan mengenai nilai-nilai dan
norma yang menekankan penedekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli
nilai dan norma tersebut.
ETIKA
AKADEMIK
(Sumber
Internet)
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa yunani
yaitu ‘Ethos” berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut pendapat Ki Hajar
Dewantara (1962) dalam Zubair (1992) Etika adalah “ilmu yang mempelajari soal
kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia, yang mengenai gerak-gerik
fikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuan perbuatan”.
Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral atau kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)
Etika
adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.(Suseno, 1987)
Etika adalah hal yang bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar
pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.(Kattsoff,1986)
Etika adalah ilmu pengetahuan yang mengandung muatan
normatif yang memberikan paduan perilaku manusia dalam masyarakat atau dalam
suatu komunitas tertentu tentang baik dan buruk atau benar dan salah. Menurut
Zubair dibagi etika memilki 3 aspek yaitu:
1) aspek historis
2) aspek deskriptif
3)
aspek normatif.
Etika ademik berlandasan pada ilmu dan kecendekiaan atau
kearifan, kecendikiaan tersirat dalam etika akademik ini adalah bentuk
kesadaran terhadap pentingnya kemanusiaan dalam pergaulan sosial yang
didasarkan pada penguasaan ilmu .mereka yang memiliki wawasan keilmuan dan
kearifan sendiri cenderung menerapkan etika akademik dalam kehidupannya.
Etika Menggunakan ilmu dalam menyelesaikan masalah, manusia
dapat meramalkan dan menggendalikan gejala alam. Dan dalam menyelesaikan
masalah manusia harus berinteraksi dengan sesamanya maka di butuhkan etika dan
sikap yang erat dengan kemanusiaan.Ilmu yang dikuasai manusiakan mempengaruhi
sikap dan etika yang terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Sikap akademik dalam suatu masyarakat antara lain: Keingitahuan,
Kritis, Terbuka, Obyektif, Tekun dan Konsisten, Berani mempertahankan kebenaran,
Berpandangan kedepan, Independent, Kreatif
Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam
melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma,
sehingga segala perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima dalam kehidupan
masyarakat.
ETIKA AKADEMIK
(ruang lingkup kehidupan
mahasiswa)
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Masyarakat
akademik dicirikan salah satunya oleh keterikatannya terhadap Etika Akademik
yang berlaku secara universal, seperti kejujuran, keterbukaan, objectivitas,
kemauan untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati dan tidak berlaku
diskriminatif.
Masyarakat
kampus merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat akademis. Oleh sebab
itu seluruh komponen civitas akademika semestinya memahami dengan benar dan
merasa terikat dengan Etika Akademik tersebut. Keterikatan terhadap Etika
Akademik harus tercermin pada setiap aspek kegiatan akademik, seperti
perkuliahan, penelitian, penulisan dan publikasi, penggunaan gelar akademis dan
sebagainya.
Dibawah
ini contoh-contoh pelangaran etika akdemik dalam dunia perkuliahan diantaranya
sebagai berikut:
a.
penyontekan/kecurangan dalam ujian/cheating, adalah kegiatan
sadar (sengaja) atau tidak sadar yang dilakukan seorang peserta ujian
b.
plagiat adalah mengambil gagasan/pendapat/hasil temuan orang lain
baik sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber
acuannya secara jujur,
c.
perjokian adalah Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak,
menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan
orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan
akademik.
d.
Pemalsuan adalah melakukan kegiatan dengan sengaja atau tanpa ijin
yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk
mendapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli.
e.
Penyuapan adalah Memberikan ataupun menerima imbalan uang, barang
atau bentuk lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tertentu secara
tidak sah baik bagi penerima maupun pemberi
f.
tindakan diskriminatif adalah Membedakan perlakuan terhadap
seseorang yang berkepentingan dalam kegiatan akademik yang didasarkan pada
pertimbangan faktor gender, agama, suku, ras, status sosial, dan fisik
seseorang sehingga menimbulkan kerugian pada orang tersebut.
Sanksi
pelanggaran etika akademik kepada komponen civitas akademika yang terbukti
melanggar etika akademik akan dikenakan sanksi secara bertingkat sesuai dengan
berat ringannya pelanggaran akademik. Secara umum sanksi akademik dapat berupa
salah satu atau lebih dari beberapa sanksi sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh civitas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrofiq.(2012, Febuari). Etika Akademik. http://Ainurrofiq.lectore.ub.ac.id/
files/2012/02/etikaakademik/ppt. [29 Desember
2013].
Bertens,
K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia.
Kreasi
anak oce. (2013, 7 Mei). Etika dan Etika Akademik. http://belajarhukum.
blogspot.com/etikadanetikaakdemik.html. [31
Desember 2013].
Mastika,
I. K. 2005. “Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Akademik.” Tidak
diterbitkan. Diktat kuliah. Jember: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Wirahmiharjo,
A. S. 2006. Pengantar filsafat. Bandung: PT. Reflika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar